cobaan gaya Tuhan

Tuhan itu adalah segala yang maha. Begitu agungnya Ia hingga kenal betul bagaimana karakteristik hamba-hambaNya. Saking kenalnya, cobaan yang diberikan pun disesuaikan dengan prang yang akan dicoba. Ibarat tes, tingkat kesulitan soal itu sesuai banget dengan yang di tes.
Ada apa emangnya?
Boleh dikata, ceritanya lagi rada ujub nih alias berbangga hati. Sempat terlintas dipikiran bahwa apapun cobaan yang Tuhan kasih, insyaAllah siap untuk menjalani. Seputaran kerjaan, pertemanan, prestasi, dll lah. Sudah dikira-kiralah cobaan yang bakal muncul.
Tapi, apa yang terjadi?
Cobaan yang Ia beri ternyata sedemikian uniknya. Panteslah disebut cobaan. (hehehe,,,sombongnya bukan main). Kenapa sampai muncul kalimat begini? Karena peristiwa-peristiwa sehari-hari yang (mungkin) kita sebut cobaan, bisa jadi sudah jadi santapan sehari-hari. Sehingga, kalau disebut cobaan juga, rada gimana gitu. Secara, itu sudah biasa kita alami. Kalo orang betawi bilang, 'lo jual, gue beli.' Kita sudah sangat siap menghadapinya.
Apa yang sedang saya alami sekarang ini, membuat saya berpikir bahwa yang namanya cobaan itu adalah something else. Beda. Kita sedang dicoba saat apa yang kita alami itu diluar skenario kita selama ini. Dibutuhkan sumber daya dan energi yang berbeda dari biasanya untuk menyelesaikan apa yang sedang kita hadapi saat ini. Dibutuhkan kesabaran ekstra, usaha ekstra, tawakkal yang ekstra, (air mata ekstra mungkin?) dibandingkan saat kita menghadapi persoalan sehari-hari.
Mungkin inilah kenapa banyak orang bilang, bahwa saat kita sedang dicoba, itu tandanya kita mo naik kelas. Soal yang dikasih Tuhan itu beda banget dari biasanya. Cara menjawabnya juga merupakan akumulasi hasil belajar kita saat menghadapi permasalahan hidup sehari-hari. Agak lama selesainya kalau dijawab pake cara yang biasa.
Tulisan ini merupakan hasil refleksi terhadap apa yang saya alami saat ini.
Mudah-mudahan, insyaAllah, saya emang bisa naik kelas. Aminnn...

Wallahu'alam bissawab

Komentar

Postingan Populer