Pengalaman Umroh-Part 1

There's time for everything and when The Time's Come, be Grateful...

Tanggal 4 juli lalu, aku ikutan umroh sama keluarga. At first, yang mo pegi cuma ortu, tapi alhamdulillah atas ijin Allah SWT, diajakin juga sama ortu. Akhirnya pegi deh...
Pergi ke tanah suci, Mekah, pasti ada dalam pikiran sebagian besar muslim. Tapi buat ku yang namanya pegi ke sana itu, adalah nanti, pas naik haji. Gak pernah secara sengaja diniatin untuk pegi umroh. Tapi Alloh SWT punya kehendak aku pegi umroh juli yang lalu.

Aku berangkat umroh bareng Ayah, mama, nenek (ibunya Ayah), dan etek las (adik ayah). Kalo mendengar cerita ayah dan mama hingga mereka bisa berangkat, dan juga salah satu teman dirombongan, terlihat ada kehendak Allah bermain. Awalnya yang mo berangkat mama dan ayah tok. Mereka ingin berangkat dengan rombongan Wisata Hati (WH) Ust. Yusuf Mansur. Pas mama bilang ke salah satu teman kerjanya, ternyata besoknya langsung dibawain potongan iklannya, which is sebenarnya ada di koran langganan kita juga, cuma kitanya aja yang gak 'ngeh'.

Setelah di telpon, ternyata stafnya bilang udah penuh. Kalo mo berangkat yang periode Agustus. Pupuslah harapan... Tapi ternyata 2 jam kemudian, ditelpon balik sama orang WH kalo masih bisa berangkat. Akhirnya seperti bola salju yang bergulir, aku diajak, nenek diajak, tante diajak.

(di depan mesjid Nabawi, Pintu 25)

Alhamdulillah, pas kami berangkat kemarin, ust. Yusuf ikut juga. Saat disana beliau memberikan tausiah-tausiah yang mengena di hati. Salah satu yang membekas adalah bahwa bersukurlah kami-kami ini yang diberikan kesempatan, diijinkan Allah untuk bisa berangkat. Bahwa ada teman-teman yang lain yang sudah punya uang, tapi tidak bisa berangkat. Yang sudah ada muhrimnya (kalo utk umro, bagi perempuan yang pegi sendirian wajib ada muhrimnya, biasanya temen serombongan), dan ada duit, tapi gak bisa berangkat.

Saat aku diajak pegi umro, orangtua nanya: "kamu mau ikut umro gak?" Saat ditanya begitu aku tpaku, dan menjawab dengan nada orang tpana, gak pecaya, "mau." Cuma satu kata itu, dan alhamdulillah aku berangkat. Aku tiga bersaudara, perempuan semua, yang diajak pegi cuma aku. Satu adikku kerja di palembang, gak mungkin ikut, kecuali dia cuti. Satu lagi di jakarta, juga susah untuk pegi mendadak. Aku dosen, dan pas lagi liburan mahasiswa. Pernah tpikir untuk bertekad dan berusaha utk pegi umroh? Gak pernah, kecuali cuma omongan sambil lalu.

Ada teman satu rombongan, namanya mbak rini. Waktu ada acara tausiyah bareng, dia cerita pengalamannya pegi umro. Beliau anak mantan pejabat perusahaan minyak, seorang interior designer dengan penghasilan besar. Saat uang yang ia miliki melimpah ruah, ia sama sekali tidak bisa pegi haji ataupun umroh. Dan itu sudah diniatkan. Ada aja kendalanya. Tapi subhanallah, kemarin ia berhasil berangkat umro dengan cara mengkais-kais uang yang dimiliki, jobless, bayarnya nyicil, dan baru lunas biaya umro sehari sebelum berangkat. Baju umro dipinjemin, uang saku selama umro adalah pemberian adiknya.

Jadi apa artinya? Kehendak Allah sangat-sangat bermain dalam segala aspek kehidupan kita. Dan pada saat takdir baik itu terjadi pada kita, dalam hal ini bisa pegi umro, syukurilah kenikmatan itu. Karena gak semua orang bisa mendapatkannya. Aku bisa sedemikian mudahnya berangkat umro, sedangkan yang lain harus terseok-seok untuk berangkat. Dengan tekad itu, aku niatkan umro ini harus benar-benar bermakna dan memberikan perubahan yang baik bagi diri. Jangan sampai ya Allah, pergi umro cuma dapet capek atopun segunung belanjaan... Tawaf cuma sekedar berputar mengelilingi bangunan segi empat, sa'i cuma sekedar jalan mondar mandir antara dua bukit.

Did I change? Alhamdulillah, I did. And toward improvement, InsyaAllah. Yang bisa aku sharing saat ini, kalau ingin lebih baik, sadari dan akuilah kekuranganmu. Dan pada saat berada disana, mohon dengan sangat, dari lubuk hatimu yang terdalam, bahwa engkau ingin berubah. Sebagai tempat yang mustajab, InsyaAllah niat baikmu akan didengar Allah, diberi jalan, dan diberi kekuatan untuk tetap istiqomah, konsisten, dengan niat tersebut. Wallahu'alam bissawab.





Komentar

syamsu mengatakan…
sungguh beruntung,lia bisa berkunjung ketempat yang stiap orang islam menginginkan tuk kesana. doain supaya aq jg bisa kesana ya.
"Dia yang telah menyimpan rembulan dalam hatinya akan selalu terpaut pada matahari dan takkan pernah lalai karena bayang-bayang. Terlalu banyak hijab dan bayang-bayang itu adalah ketiadaan cahaya. Hanya ada satu ADA dan ada ada yang lain pasti ketiadaan". begitulah cara menemukan Allah.
aq berharap lia sudah menemukan 'rasa' itu.
Anonim mengatakan…
uni, kapan umroh-part 2 nya? :)
btw, dapet pe-er dari mela ya :)
http://melasari.wordpress.com/2008/09/25/jawaban-pr/

Postingan Populer